Nabi Muhammad SAW : Penemu Konsep Manajemen Bisnis Modern

Sebagai Rasul terakhir Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya). Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu memeliharanya. Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya. Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak pernah mendapatkan kerugian. Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad adalah bisnis konglomerat. Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ? Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya. Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif. Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran (transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya. Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya (melakukan service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau (melakukan prinsip customer satisfaction). Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin keuntungan yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain karena bisa mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin efisien dan efektif. Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju. Berdasarkan apa yang dibahas di atas ini, jelas junjungan yang kita cintai itu adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang mendahului zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen Rasulullah SAW baru dikenal luas dan diimplementasikan para pebisnis modern sejak abad ke-20, padahal Rasulullah SAW hidup pada abad ke-7. Pakar manejemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun mengakuinya dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan niscaya juga akan sukses jika mau menduplikasi karakter Muhammad SAW dalam berbisnis. Dengan begitu, kita dapat mengatakan kepada pelaku bisnis, “Ingin bisnis sukses, jalankan manajemen bisnis Muhammad SAW!” Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

PANDAI-PANDAILAH BERSYUKUR

“Pandai-pandailah bersyukur kepada Allah”, begitu nasihat kyai sepuh itu kepada para jamaah untuk memulai ceramah pada acara kuliah Minggu pagi di sebuah masjid dekat tempat tinggal saya. Pak Kyai itu melanjutkan dengan kalimat “Jika kita pandai bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat yang kita terima. Tetapi jika kita ingkar atau kufur, maka nikmat itu tidak saja dikurangi, tetapi siksa Allah sangat pedih”. “Bertebaran ayat dalam al Qur’an dan hadits yang memerintahkan kita untuk menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur”, kata pak kyai itu tegas. Sambil mendengarkan ceramah, saya merenungkan arti kata ‘syukur’ yang sebenarnya. Kata ‘syukur’ hanya terdiri atas enam huruf. Jadi sangat sederhana. Tetapi untuk mewujudkannya tidak sesederhana mengucapkannya. Ia melibatkan sikap dan hubungan dengan Allah serta rasa pasrah diri kepada-Nya. Karena itu, apa hakikatnya bersyukur? Tulisan pendek ini mencoba mengulasnya secara sederhana. Bersyukur berasal dari kata dasar ‘syukur’ dan mendapatkan awalan ‘ber’, sehingga berstatus sebagai kata kerja. Kata ‘syukur’ berasal dari bahasa Arab ‘syakara’ yang artinya membuka. Jika diartikan bebas, maka bersyukur ialah diartikan sebagai kesediaan sikap untuk membuka mata hati dan mengakui semua nikmat dan karunia yang diberikan Allah. Tanpa kesediaan membuka mata hati, maka orang tidak mau mengakui pemberian Allah. Sebaliknya, yang terjadi justru protes dan merasa selalu tidak puas atas pemberian Allah. Padahal, bisa saja Allah mengira pemberian yang dilimpahkan itu telah melampaui yang seharusnya, karena yang bersangkutan tidak dekat dengan Allah. Kita mungkin sering menjumpai orang yang selalu mengeluh karena keterbatasannya. Dia tidak mau melihat kelebihan atau berbagai nikmat yang ia peroleh. Dia selalu membandingkannya dengan orang lain yang menurutnya memiliki banyak kelebihan: pangkat, rezeki, kedudukan, status sosial, dan sebagainya, sehingga ia protes kepada Allah. Allah pun dianggap tidak adil. Sebab, mengapa dirinya berbeda dengan orang lain yang lebih banyak diberi nikmat. Padahal, jika saja mau menengok ke bawah sedikit saja ia akan melihat bahwa ia sesungguhnya telah memperoleh nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Mulai nikmat berupa hidup, harta, kesehatan, keselamatan, penglihatan, pendengaran, akal, ilmu, tempat tinggal dan seterusnya. Dari mana datangnya semua itu? Apa semua itu datang sendirian? Tentu tidak ! Semua adalah karunia dan pemberian Allah. Nikmat berupa hidup membuat seseorang menikmati dunia seisinya. Nikmat berupa harta menjadikan seseorang mudah beramal dengan membantu dan menyantuni kaum papa. Nikmat berupa kesehatan membuat orang bisa melakukan aktivitas apa saja yang dikehendaki tanpa ada hambatan. Nikmat penglihatan membuat orang melihat indahnya jagad raya dan alam semesta. Nikmat berupa pendengaran menjadikannya mampu mendengarkan informasi. Nikmat berupa akal membuatnya mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah. Nikmat berupa ilmu pengetahuan menjadikan seseorang lebih bermartabat dan dihargai orang. Nikmat berupa tempat tinggal untuk membangun institusi rumah tangga sehingga keluarga menjadi tenang dan sejahtera. Bentuk-bentuk syukur semacam ini menjadikan hidup tidak selalu merasa kekurangan. Sebaliknya, hidup akan lebih produktif dan lebih bermakna. Bagaimana cara bersyukur? Bentuk syukur paling sederhana ialah mengucapkannya melalui bibir. Selanjutnya ucapan ‘syukur’ itu diwujudkan dalam tindakan. Misalnya, karena memiliki nikmat berupa kesehatan yang prima, maka kesehatan itu dipakai untuk bekerja keras, mencari ilmu, menjalankan aktivitas-aktivitas yang mendekatkan diri kepada Allah, dan beramal sholeh. Jika memiliki nikmat berupa ilmu yang lebih, ilmu itu disebarluaskan dan diajarkan kepada orang yang belum bisa. Sebab, ilmu yang diajarkan kepada orang lain selain bermanfaat, ia tidak akan pernah habis dibagi. Ilmu justru berkembang dengan disebarluaskan kepada orang lain. Karena itu, tidak ada ceritanya ilmuwan kehabisan ilmu karena dibagi-bagi dengan diajarkannya kepada orang lain. Begitu juga jika seseorang memiliki nikmat berupa kedudukan atau jabatan publik, maka syukur atas nikmat itu diwujudkan dengan perilaku mengayomi atau melindungi para anak buahnya dan bersikap adil kepada mereka serta menyejahterakannya. Dengan demikian, mensyukuri nikmat berupa jabatan artinya tidak menyia-nyiakan waktu selama memiliki jabatan itu dengan aktivitas hura-hura yang tidak ada manfaatnya baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Kesadaran semacam itu menjadikan hidup dilalui dengan penuh makna. Hidup bukan untuk hidup. Hidup merupakan kesempatan untuk beramal sholeh dan berkarya sebagai makhluk hamba Allah. Hidup penuh makna artinya tidak terlalu bergembira dan berpesta pora tatkala memperoleh keberhasilan atau kesuksesan dan sebaliknya tidak larut dalam kesedihan yang mendalam jika tertimpa musibah. Hidup harus didasari kepercayaan bahwa semuanya, baik yang menyenangkan atau menyusahkan, yang menguntungkan atau yang merugikan, dan sebagainya datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Sebagaimana janji Allah, karena bersyukur nikmat akan bertambah. Tentu ini tidak tiba-tiba bertambah. Harus ada upaya dan ikhtiar dari manusia itu sendiri lewat kerja keras dengan selalu perpikir positif terhadap semua ketentuan dan pemberian Allah. Dengan berpikiran positif, maka semua akan tampak keindahannya. Sebaliknya, jika berpikiran negatif, maka semuanya akan tampak keburukannya. Yang baik pun akan tampak jelek. Karena itu hidup hakikatnya adalah bagaimana memaknai semua yang terjadi. Dengan demikian, jika kita selalu berpikiran positif terhadap apa saja yang ada di sekitar kita maka hidup menjadi sangat indah. Sebaliknya, jika selalu berpikiran negatif, hidup akan sangat susah. Tidak sedikit orang akhirnya mengakhiri hidupnya dengan sia-sia karena gagal memaknai hidup dengan indah. Selain itu, kita harus yakin bahwa semua ketentuan Allah selalu ada hikmah di baliknya. Tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Semua adalah tarbiyah bagi manusia. Sayangnya, tidak banyak manusia yang menyadarinya. Dengan bersikap seperti itu, hidup menjadi tenang. Orang yang mau bersyukur pada hakikatnya dia dekat dengan Allah. Karena itu, bagaimana tidak tenang, karena dia selalu dekat dengan Yang Maha Pemberi Hidup. Maka pandai-pandailah bersyukur !

9 Kebiasaan Menyegarkan Otak

Rasa jenuh dengan aktivitas sama setiap harinya dapat menimbulkan depresi. Kebosanan ini juga bisa membuat otak Anda merasa 'kurang tertantang'. Jika Anda sering mengalami hal ini, jangan diam saja. Lakukan latihan berikut ini yang bisa membuat Anda seperti memiliki otak 'baru'. Dorothea Brande, penulis dan editor asal Amerika Serikat yang terkenal dengan bukunya "Wake Up and Live and Becoming a Writer", menyarankan beberapa latihan mental untuk membuat pikiran Anda jadi lebih tajam. Latihan-latihan dimaksudkan untuk menarik Anda keluar dari kebiasaan dan rutinitas, memberikan Anda perspektif berbeda, serta menempatkan Anda dalam situasi yang membutuhkan akal serta kreativitas dalam memecahkan masalah. Brande percaya, hanya dengan melakukan pengujian dan peregangan sendiri Anda mengembangkan kekuatan mental. Berikut sembilan latihan yang disarankan oleh Brande yang bisa Anda coba, seperti dikutip dari Divine Caroline. 1. Habiskan satu jam setiap harinya dengan tidak berkata apa-apa. Kecuali, untuk menjawab pertanyaan secara langsung, di tengah-tengah kelompok, tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda merajuk atau sakit. Cobalah bersikap sebiasa mungkin. 2. Berpikirlan selama 30 menit setiap hari tentang satu subjek. Mulailah dengan berpikir dalam lima menit jika 30 menit terlalu lama. 3. Berbicaralah selama 15 menit per hari tanpa menggunakan kata "Aku", "Saya", dan "Milik saya". 4. Cobalah untuk diam di tengah keramaian 5. Lakukan kontak dengan orang baru dan biarkan ia menceritakan banyak hal soal dirinya tanpa ia menyadari. 6. Ceritakan secara eksklusif tentang diri sendiri dan kesenangan Anda tanpa mengeluh, membual atau membuat bosan teman Anda. 7. Buat rencana selama dua jam per hari dan lakukan rencana itu dengan konsekuen. 8. Buatlah 12 kegiatan yang dilakukan secara acak dan spontan. Misalnya, sepulang mendatangi tempat makan yang belum pernah dikunjungi sebelumnya lalu pulang bukan dengan naik taksi tetapi ojek. Atau, biasanya pada pagi hari Anda minum kopi, minumlah air putih atau jus. Usahakan kegiatan tersebut berbeda dari rutinitas Anda. 9. Dari waktu ke waktu, luangkan setiap harinya menjawab "Ya" untuk setiap permintaan orang lain, tapi tentunya yang masuk akal.

Generasi Berkualitas dan Tantangan Dunia Global

Hendaklah kamu takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS An-Nisa [4]: 9) Era global yang ditandai dengan persebaran informasi, interaksi ekonomi-bisnis, dan kebijakan politik internasional yang terbatas merupakan tantangan besar generasi muda Muslim saat ini. Namun, besarnya tantangan itu tak sebanding dengan kualitas sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi yang kita miliki. Selain penguasaan ilmu pengetahuan kita yang masih rendah, negeri kita juga dilanda kemiskinan yang cukup parah. Inilah dua persoalan yang sedang melilit Indonesia. Fakta Angka Lembaga-lembaga berwenang telah mengeluarkan laporan tentang rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan tingginya angka kemiskinan masyarakat Indonesia. Kita tak hanya tertinggal dari negara-negara Barat, tetapi juga dari negari-negari Muslim. Karena tingginya angka kemiskinan dan sulitnya akses pendidikan, indeks pembangunann manusia Indonesia pun jauh tertinggal. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa anak usia 7-15 tahun sebanyak 1,2 juta tidak tercatat di sekolah, 20,7% di antaranya dari keluarga miskin. Angka buta aksara usia 15 tahun di Indonesia berjumlah 12.881.080 orang atau 8,07 persen. Sebanyak 81% lebih (terbanyak umur Islam) penduduk buta aksara terkonsentrasi di 10 provinsi dengan urutan tertinggi di provinsi Jawa Timur diikuti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, NTB, Papua, NTT, Bali, Lampung dan Banten. Sedangkan sisanya dibagi rata di 22 provinsi lain. Tingginya angka buta aksara beriringan dengan tingginya jumlah penduduk miskin. Dalam kurun tujuh tahun terakhir, angka kemiskinan tak pernah turun secara signifikan, bahkan cenderung stagnan. Jumlah penduduk miskin tak pernah kurang dari kisaran 36,1 juta (16,66%). Selain menghadapi tingginya angka kemiskinan dan buta aksara, masalah yang juga melanda bangsa kita adalah rendahnya jumlah pakar di setiap bidang ilmu pengetahuan. Negara-negara dengan mayoritas berpenduduk muslim, termasuk Indonesia hanya memiliki pakar iptek kurang dari 100 orang/ sejuta penduduk. Indonesia hanya memiliki 64 pakar/ sejuta. Negara-negara non-Muslim rata-rata memiliki 3000 pakar/ satu juta penduduk. Sementara Israel, negeri Yahudi itu, memiliki 8000 pakar/ satu juta penduduk. Generasi Berkualitas Masalah kemiskinan, buta aksara dan rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan realitas sosial yang tengah kita alami saat ini. Tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negeri-negeri Muslim lainnya di dunia. Fakta ini sangat kontras dengan kondisi umat Islam masa lampau. Umat Islam di masa lalu bisa menampilkan diri sebagai umat terbaik (khairu ummah), mereka menjadi penguasa dan pemimpin dalam ilmu pengetahuan. Abad modern yang dihasilkan Barat saat ini berutang budi pada jasa-jasa Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Khawarizmi, dan lain-lain. Merekalah yang membuat sejarah kegemilangan kaum Muslim yang masih harum namanya sampai sekarang. Masa kejayaan umat Islam generasi awal dan realitas sosial umat dewasa ini harus menjadi motivasi bagi generasi muda untuk bangkit dari keterpurukan agar meraih kegemilangan. Generasi muda yang berkualitas harus disertai peguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan iptek pun meniscayakan perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Keunggulan sumber daya manusia ini pula yang pada gilirannya menentukan bangunan peradaban masa depan bangsa. Persoalan ketertinggalan di bidang pendidikan dan ekonomi yang tengah kita alami saat ini sangat penting untuk segera di atasi agar generasi muda kita mampu menjawab tantangan globalisasi yang semakin deras. Generasi muda harus disiapkan menjadi penerus perjuangan bangsa dengan berbagai keterampilan. Menyiapkan generasi muda yang unggul dan tangguh merupakan kewajiban orangtua dan seluruh komponen bangsa

REFLEKSI MAULUD NABI MUHAMMAD SAW 1433 H

Assalamu'alaikum... Maulud Nabi yang tiap tahun kita peringati sebenarnya bukan sebuah sunnah dari Nabi SAW. Akan tetapi tidak ada larangan bagi umat Islam untuk merayakannya, sebagai sebuah bentuk cinta terhadap Rasul SAW. Akan tetapi yang harus kita pahami bersama adalah jangan sampai perayaan maulud itu menjurus kepada pengkultusan. Ingat Nabi juga seorang manusia biasa, beliau melarang umatnya untuk mengkultuskan bahkan sampai pada arah mensejajarkan Nabi dengan Rabb kita, Allah SWT. Sayangnya di negara kita acapkali ritual memperingati maulud Nabi menjurus kepada kesyirikan, diantaranya mencuci piring pusaka, seperti di keraton kasepuhan cirebon atau mencuci benda pusaka lain. Yang kemudian bekas air cuciannya diperebutkan karena dianggap membawa berkah bagi yang memperolehnya.Lantas dimana Allah, Tuhan Yang Maha Esa? Sebagai seorang muslim yang sejati yang harus kita lakukan sebagai sebuah refleksi tahunan dalam memperingati maulud Nabi adalah menghidupkan sunnah-sunnah beliau. Seperti hadits yang diriwiyatkan oleh Ibnu Majjah : "Barangsiapa menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, lalu diamalkan oleh manusia maka ia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang yang mengamalkannya". sungguh merugi bagi kita yang hanya merayakan maulud Nabi tapi sunnah-sunnah Nabi malah ditinggalkan. Shalat malam (tahajud), puasa senin kamis, shalat dhuha, shodaqoh dan yang lainnya merupakan amaliyah yang selalu dikerjakan oleh Rasul, tetapi banyak diantara kita yang masih malas bahkan secara sengaja meninggalkan sunnah beliau tersebut. Akhirnya marilah kita rayakan maulud Nabi 1433 H tahun ini bukan hanya dengan selamatan -yang menjadi tradisi di beberapa daerah-, tapi yang terpenting adalah menghidupkan sunnah-sunnah Rasul dalam kehidupan kita sehari-hari. Wassalamu'alaikum...

TUJUH TINGKAT NERAKA DAN PENGHUNINYA

Assalamu'alaikum... Tulisan ini diupload dengan harapan kita menjadi takut dan menjadi mawas diri sehingga agama Islam yang kita yakini sekarang tidak kita permainkan semoga bermanfaat... Tingkat paling bawah adalah neraka tempat menyiksa orang munafik. Tempat orang-orang yang tidak mempunyai iman sedikitpun dalam hatinya, dan menentang segala bentuk keimanan pada Tuhan. Tingkat kedua dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum musyrikin. Tempat orang yang menyembah berhala atau meminta bantuan pada selain Allah dan belum bartaubat. Tingkat ketiga dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Majusi (penyembah api). Di sini juga akan disiksa iblis laknatullah bersama pengikutnya. Tingkat keempat dari bawah adalah untuk menyiksa kaum Shabi'in (beragama di luar umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Musa 'alaihi sallam, dan Isa 'alaihi sallam. Tingkat kelima dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Nasrani. Tingkat keenam dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Yahudi. Tingkat paling atas adalah tempat untuk menyiksa umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Bagi umat Islam yang melakukan dosa kecil dan dosa besar tapi belum bertaubat hingga saat kematiannya. Macam-macam neraka (tidak berurutan) Neraka Hawiyah Merupakan tingkat neraka yang paling dalam dan paling dasar serta paling pedih siksanya, menjadi tempat bagi orang-orang munafik. "Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. " (QS. Al Qaari'ah : 8 - 11) "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (QS. An Nisaa :145) Neraka Jahim Penghuninya adalah orang kafir, yang mendustakan ayat Al Qur'an, serta penyembah berhala. "Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka (Jahim)." (QS. Al Maidah : 86) "dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat", dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya) selain dari Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"." (QS. Asy-Syu'ara : 91 - 93) Neraka Saqar Penghuni di neraka ini adalah orang yang tidak shalat, tidak memberi makan orang miskin, membicarakan yang bukan-bukan, serta mendustakan hari akhir. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian". (QS. Al Muddastir : 40 - 47) Neraka Ladza Penghuninya adalah orang yang kikir dan berpaling dari perintah agama. "Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya." (QS. Al Ma'aarij : 15 - 18) Neraka Huthamah Penghuninya adalah orang yang sibuk mengumpulkan uang sehingga lalai mengerjakan perintah agama. "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah." (QS. Al Humazah : 1- 4) Neraka Sair Penghuninya adalah orang kafir yang memakan harta anak yatim "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka Sair)." (QS. An Nisaa : 10) "Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka Sair)"(QS. Al Ahzab : 64) "Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka (Sair) yang bernyala-nyala." (QS. Al Fath : 13) Neraka Jahannam Neraka jahannam mempunyai pintu yang terletak paling atas. Neraka jahannam merupakan sebutan dari semua siksa api neraka. Cerita Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi 2 untuk laki-laki dan perempuan. Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yg diatasnya. Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka." Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api di neraka jahanam." Para sahabat mengatakan, "Yang ini pun sudah cukup berat panasnya." Nabi berkata lagi, "Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enam puluh sembilan kali lipat panasnya api dunia." "Api neraka jahanam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita. Jahannam memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70.000 gunung, pada setiap gunung itu pula terdapat 70.000 lereng api dan pada setiap lereng itu terdapat 70.000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70.000 lembah dari api. Disetiap lembah itu terdapat 70.000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70.000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70.000 ular dan kala, dan setiap kala itu mempunyai 70.000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70.000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut mempunyai 70.000 qullah bisa." Wassalamu'alaikum...

MAHALNYA (HARGA) AKHLAQ...

Assalamu'alaikum... Sahabat, Melihat kerusuhan yang akhir-akhir ini marak menyelimuti negara kita mulai dari Aceh sampai Papua. Dimana banyak fasilitas negara yang di bakar massa. Banyak nyawa yang berjatuhan. Bila kita tengok, penyebab utama dari semua masalah tersebut adalah ketidakpuasaan rakyat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pejabat negara kita. Mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Akan tetapi yang membuat kita sangat mengelus dada adalah, akhlaq yang menjadi jargon negara kita dan menjadi patron dari pendidikan karakter yang sedang dikembangkan oleh lembaga pendidikan kita, seakan-akan harganya melambung tinggi, karena saking mahalnya sehingga rakyat tidak terjangkau, yang endingnya adalah semakin banyak rakyat - dalam arti luas - yaitu warga negara Indonesia yang akhlaqnya tidak karu-karuan. Walaupun di dalamnya masih ada sedikit rakyat Indonesia yang berusaha untuk selalu memperbaiki akhlaqnya. Tetapi jumlah yang sadar dan yang tidak sadar dengan pentingnya akhlaq sangat timpang sekali. Akibat dari mahalnya harga akhlaq itu maka semua persoalan yang mendera rakyat Indonesia, baik persoalan internal maupun eksternal yang dikedepankan adalah emosinya. Sehingga bukan manfaat yang diperoleh tetapi madharat yang dipanen. Semoga persoalan-persoalan yang tidak enak dipandang mata kiya yang menghiasi negara kita ini bisa membuat kita tersadar bahwa emosi bukanlah satu-satunya solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi akhlaq yang mulia merupakan solusi cerdas untuk menyelesaikan segala persoalan kita... Semoga Bermanfaat.. Fastabighul Khoirot...Tetap Semangat.. Semoga Allah merahmati kita pada hari ini... Wassalamu'alaikum...

bahaya meninggalkan shalat

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabantya.

Meremehkan shalat adalah perbuatan dosa besar. Tindakan yang membahayakan keimanan. Karena shalat termasuk perkara dien (agama) yang paling penting setelah iman. Siapa yang meremehkan dan menyia-nyiakannya, tidak ada kebaikan padanya.

Orang yang meremehkan shalat dan menyia-nyiakannya, maka terhadap kewajiban yang lain akan lebih meremehkan dan menyia-nyiakan. Sebab, shalat menjadi tiang dan penopang dien seseorang.

Menunda-nunda shalat fardhu tanpa udzur sehingga lewat waktunya adalah dosa besar, bukan maksiat ringan seperti yang dipahami kebanyakan orang.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59)

Makna Idha’atus Shalat (menyia-nyiakan shalat) menurut sebgian ulama tafsir adalah shalat di luar waktunya dan suka meninggalkan shalat.

Umar bin Abdul Aziz berkata tentang maksud ayat di atas,

لم تكن إضاعتهم تركها، ولكن أضاعوا الوقت

“(makna,-ter) mereka menyia-nyiakan shalat itu bukan meninggalkannya, tetapi menunda-nunda waktunya.”

Imam Ibnu Katsir menukil perkataan al-Auza’i yang dari Musa bin Sulaiman dari Al-Qasim bin Mukhaimarah tentang maksud ayat di atas, “Mereka menyia-nyiakan (menunda-nunda) waktunya, kalau meninggalkan maka telah kafir.”



Seseorang yang meremehkan shalat sehingga melaksanakannya keluar dari waktunya akan menemui kerugian, kehancuran, dan tercatat sebagai bagian orang yang lalai. Tempatnya di akhirat adalah satu lembah di jahannam yang sangat dalam dan menjijikkan, yaitu berisi nanah dan darah. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

BILA HATI NURANI SUDAH HILANG?

Bismillahirrohmaanirrohiim... Self Awarness atau peringatan diri atau dalam bahasa agama Islam dikenal dengan hati nurani merupakan sebuah sarana yang bisa memunculkan rasa empati dan simpati terhadap sesama. Oleh karenanya bila hati nurani sudah hilang maka yang dominan akan diri manusia itu adalah egoisme, rasa ingin menang sendiri, rasa ingin memuaskan diri tanpa peduli dengan nasib orang lain. Dan itulah yang sedang melanda para anggota DPR mulai dari renovasi gedung Bangar yang menelan bahkan melahap uang negara sebesar Rp.20 M, yang sampai detik ini tidak ada yang mau bertanggungjawab. Belum lagi wacana merehab toilet yang menelan dana Rp. 2 M, parkir motor Rp. 3 M dan pengadaan kalender yang menelan dana Rp. 1,2 M. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa hati nurani anggota DPR telah pudar. Saya berani mengatakan pudar karena disaat yang sama banyak rakyat Indonesia yang untuk makan saja yang dijadwal, makan sehari untuk bertahan hidup selama 1 minggu. Belum lagi yang harus memakan nasi aking. Dan masih banyak lagi penderitaan rakyat yang seakan-akan tidak akan pernah selesai. Rakyat Indonesia yang miskin seakan-akan "haram" untuk mentas dari zona kemiskinan.Bila Rasul Muhammad mengatakan "untuk masalah dunia janganlah melihat ke atas karena akan membuat kita merasa kurang". Nampaknya apa yang disampaikan Rasul ini telah menimpa anggota DPR. Anggota DPR sekarang ini kepalanya sedang melihat ke atas dan tidak bisa kembali normal karena lehernya diberi gips, sehingga kepalanya akan selalu melihat ke atas dan imbasnya mereka tidak tahu bagaimana nasib rakyat yang telah memilih mereka. Akhhirnya semoga Allah memberikan hidup lagi hati nurani anggota DPR kita, sehingga bisa merasakan bagaimana tidak enaknya menjadi rakyat miskin. Wallahu 'alamu bi showwab

WELCOME NEW YEARS

Assalamu'alaikum...Sobat...
Setelah sekian lama vakum dari aktifitas bloger..akhirnya i back....
Mengawali kebersamaan ini, untuk refleksi bagi kita semua..saya ingin membagikan sebuah sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim yang isinya seperti ini :
Artinya : “ Allah tetap akan melindungi umat ini, selama: orang-orang yang beriman tidak mengagung-agungkan orang yang berbuat maksiat, orang-orang yang baik (para ahli hukum) tidak berlaku lunak kepada mereka yang bersalah, para ahli agama tidak menjilat kepada penguasa di lingkungan mereka. Apabila ketiga perkara itu telah merata dilakukan oleh umatku, maka Allah akan mencabut berkah (dari umatku) dan apabila berkah Allah telah terangkat, maka Allah akan menjadikan para pemimpin mereka berhati keras, Allah akan mengirimkan rasa takut dalam diri mereka, kemudian Allah akan mengirimkan kesengsaraan di dalam masyarakat tersebut ”.
Dan ternyata apa yang digambarkan Rasul darai hadits di atas telah melanda Negara kita tercinta ini...dan saya menjadi khawatir sekian banyak bencana dan huru hara yang melanda negara kita ini akibat Rahmat Allah telah dicabut dari Bumi Indonesia...
Oleh karenanya mari awali tahun 2012 ini menjadi lebih baik dari tahun 2011..memperbanyak taubat dan segera kembali pada jalan yang benar agar Rahmat Allah bisa dicurahkan kepada Bumi Indonesia Tercinta..
Sukses Selalu...
Wassalamu'alaikum Wr.Wb..