ARTIKEL

MODEL GODAAN SYAITHAN
1. Tazyin (memandang baik perbuatan maksiat)
seringkali syaithan menyesatkan manusia dengan menjadikan benar dan indah perbuatan dosa yang mereka lakukan, sehingga mereka merasa sulit untuk lepas dari perbuatan dosa itu, kecuali atas pertolongan allah. Dalilnya Terdapat dalam al-Qur’an surat 6 ayat 43, surat 8 ayat 48, surat 16 ayat 63, surat 27 ayat 24. Diantaranya dapat dilihat dalam surat al-Hijr (15) ayat 39-40:
39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya
40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka"
2. Wa’dun (janji palsu)
Mari kita renungkan firman allah Surat Ibrahim (14) ayat 22 :- Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
Jelas dalam ayat bagaimana syaithan membisikan janji palsu kepada manusia, yaitu janji untuk menolong manusia yang menjadi pengikutnya diakhirat kelak.
3. Tamanni (menimbulkan angan-angan kosong)
Perbedaan orang mukmin dan kafir dan munafik adalah, orang kafir dan muanfik memiliki angan-angan yang tinggi dan kosong sehingga mereka tidak melakukan amal sholeh. Sebagaimana firman Allah Swt, dalam surat an-Nisaa’ ayat 118-119 :
118 - yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),
119 - dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
4. Takhwif (menakut-nakuti)
Yang dimaksud menakut-nakuti disini bukan takut yang manusiawi seperti takut binatang buas, takut halilintar dan lain sebagainya, tetapi takut disini adalah takut berbuat kebaikan, takut meneggakkan hukum Allah Swt, takut miskin, takut tidak populer dan sejenisnya. Sehingga ketakutan disini menyebabkan kita tidak taat kepada Allah Swt. seperti firman-Nya dalam surat Ali-Imran ayat 175:
- Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
5. Sihir
Dikalangan umat Islam sendiri masih banyak pertentangan terkait dengan sihir ini, walaupun kalau kita merunut al-Qur’an yang membicarakan masalah sihir ini, menunjukkan bahwa semua sihir itu berhubungan dengan godaan syaithan. Misalkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 102, surat Yunus ayat 77, surat Yunus ayat 81 dan 82, surat Thahaa ayat 67-69 dan surat al-Falaq ayat 1-5, yang berbunyi :
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ١ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ٢ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ٣ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ ٤ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ٥
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh
2. dari kejahatan makhluk-Nya
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki"
Terkait kalimat وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ ada beberapa penafisran :
1. Al-Qurtubi mengatakan ayat tersebut berarti tukang sihir wanita yang meludah pada simpul (buhul) benang ketika membacakan mantera (melakukan sihir).
2. Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah tukang sihir wanita.
3. Ibnu Jarir at-Thabari mengatakan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kejahatan tukang sihir wanita yang meludahi pada simpul (buhul) benang ketika melakukan sihir.
Berdasarkan ayat tersebut jelaskan bahwa sihir itu memang ada dan terdapat dalam masyarakat, namun semuanya itu terjadi atas izin Allah Swt.
Kita sebagai umat Muhammad Saw DIHARUSKAN menjauhi sihir dalam segala variannya. Seperti hadits Rasulullah Saw,
Dari ‘Imran ib Husain ra, beliau berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “ bukan termasuk golonganku, orang yang percaya kepada perhitungan nasib dengan burung atau minta diramal nasibnya, atau orang yang mengaku tahu masalah ghaib dan orang yang datang kepada dukun atau orang yang menyihir dan yang menyuruh mengerjakan sihir untuk kepentingannya. Barang siapa mendatangi tukang tenung (dukun) dan membenarkan ucapannya, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Saw”.

Demikian macam-macam godaan syaithan yang tidak hanya dilakukan oleh Jin saja tetapi juga oleh manusia yang telah masuk dalam hizbu asy-syaithan (pasukan syaithan) dengan menggunakan sarana dan prasarana yang lebih canggih dan kongkrit untuk menwujudkan cita-citanya itu. Seperti firman Allah Swt, dalam surat al-‘An’am ayat 112 :
- Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.



PERBAIKI AKHLAK, kunci sukses hidup
“ Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa dari kalian yang paling kucintai dan dia duduk di majelis terdekat denganku di hari kiamat? Rasulullah Saw. Kemudian mengulang lagi pertanyaan itu. Pada ulangan yang ketiga, para sahabat seperti terhenyak dan bertanya, “ iya, ya Rasulullah!” maka Rasulullah bersabda, “orang yang paling baik akhlaknya”. Akhlak atau kalau boleh saya samakan dengan kepribadian, adalah sikap dan sifat yang sangat mendasar yang harus dimiliki oleh manusia. Dan untuk memperbaiki akhlak atau kepribadian manusia itulah Allah Swt mengutus Rasulullah Saw. Manusia utama adalah manusia yang memiliki akhlak atau kepribadian yang komplit. Ada keselarasan antara keshalehan individu dan keshalehan sosial. Kita harus ingat tabiat manusia yang digambarkan oleh Allah dalam al-Qur’an. Manusia itu adalah makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah dalam sebaik-baik penciptaan. Seperti yang Allah Swt sampaikan dalam surat at-Tiin ayat empat, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kenapa Allah Swt memuliakan manusia? Pertama, karena manusia telah diberi anugerah hati. Melalui hati-lah Allah Swt akan menurunkan hidayah-Nya atau bahkan sebaliknya, hidayah Allah akan menjauh dari manusia apabila hatinya telah ditutup oleh Allah Swt. Seperti yang firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 7, Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat Bahkan Rasul Muhammad Saw juga memberikan informasi yang sangat berharga kepada kita, apabila kita ingin bertanya akan sebuah kebaikan maka kita diminta bertanya pada hati kita, seperti sabda beliau, Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada. Kedua, manusia telah dianugerahi Allah Swt dengan akal pikiran yang tidak diberikan kepada makhluk Allah yang lainnya. Seperti firman Allah Swt dalam surat al-Imran ayat 190, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Dengan akan dan pikiran itu seharusnya manusia bisa membedakan mana perbuatan yang harus dia kerjakan dan mana yang harus dia tinggalkan. Dan ikhwal yang paling utama adalah dengan akal pikiran itu seharusnya manusia memikirkan akan kebesaran Allah, sehingga akan memunculkan rasa takut pada hatinya. Ketiga, manusia oleh Allah telah diberikan fitrah atau jiwa yang suci. Apa jiwa yang suci itu? Yaitu jiwa bertuhan atau jiwa beragama. Firman Allah dalam surat ar-Ruum ayat 30, Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Keempat, yang lebih fantastis lagi adalah Allah telah mengangkat manusia sebagai khalifah, yang bertugas untuk memakmurkan bumi. Seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61, Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). Tergambar jelas dalam surat ini bahwa tugas manusia adalah memakmurkan bumi bukan malah menghancurkan bumi termasuk di dalamnya kategori menghancurkan bumi adalah berperilaku amoral. Dengan modal-modal ruhaniah yang berharga itu manusia diberi kekuatan oleh Allah Swt untuk memilih dan memilah yang benar dari yang salah. Mana yang baik dan membedakannya dari yang buruk. Mana yang patut dan menjauhi yang tidak patut. Kemampuan manusia untuk memilih itulah yang menjadi faktor pembeda dengan binatang atau makhluk ciptaan Allah yang lain. Sehingga dengan kemampuan-kemampuan itulah yang menjadikan manusia sebagai satu-satunya ciptaan Allah Swt yang diberikan mandat untuk bisa membangun peradaban, yakni segala wujud kebudayaan yang halus, utama dan yang tinggi. Namun sebaliknya jika sudah ganas dan jahat, manusia bisa berperilaku melebihi binatang. Manusia bisa berperilaku hewaniah. Mengapa bisa demikian? Karena hati, akal pikiran dan jiwa fitrahnya sudah tidak berfungsi karena telah dikalahkan dengan hawa nafsunya yang liar dan telah dikendalikan oleh setan. Seperti yang tergambar dalam firman Allah surat al-‘Araf ayat 179, Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Satu hal penting yang juga menjadi salah satu faktor manusia kerap kali berbuat tindakan yang beradab dan amoral itu adalah karena telah hilangnya perasaan malu dari dalam dirinya. Perlu kita sadari bahwa lenyapnya perasaan malu dalam diri kita merupakan titik awal dari kehancuran dan kebinasaan. Apabila orang sudah tidak punya rasa malu lagi, maka dia akan lepas kendali, bebas melakukan apa saja yang diinginkan hawa nafsunya. Seperti yang disabdakan Rasulullah Saw yang diriwayatkan Bukhari, sesungguhnya diantara yang didapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama adalah apabila engkau tidak lagi mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu. Akhirnya, menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna maka akhlak atau kepribadian yang mulia harus menjadi concern hidup kita di dunia ini. Dan malu adalah alarm atau benteng dari segala macam krisis kehidupan yang bisa menggerogoti akhlak atau kepribadian kita. Sehingga mengedepankan rasa malu sehingga memunculkan akhlak atau kepribadian yang mulia merupakan solusi cerdas guna menyelesaikan berbagai macam krisis amoral dan krisis-krisis lainnya yang sedang “menyambangi” negeri kita tercinta ini.
Wallahu a’lam bish-shawab.


Anak Belajar dari Kehidupan untuk Membentuk Dirinya

Reaksi Anda akan Menentukan Sikap dan Perilaku Anak. Anak merupakan cermin dari perilaku orangtuanya, jadi saat membaca point-point di bawah ini, ingat-ingatlah apakah Anda sebagai orangtua ingin memberikan contoh yang baik atau contoh yang buruk pada anak Anda
1.Anda suka mengritik maka anak Anda akan belajar mengutuk dan berkeluh kesah
2.Anda suka menciptakan suasana permusuhan maka anak Anda akan belajar berseteru
3.Anda suka menakuti maka anak Anda akan belajar hidup prihatin dan tak berani berbuat sesuatu
4.Anda suka mengasihani anak maka anak Anda akan belajar mengasihani diri sendiri
5.Anda suka mencemooh maka anak akan belajar menjadi pemalu
6.Anda suka mencemburui maka anak akan belajar iri hati
7.Anda suka mempermalukan anak maka ia akan belajar merasa bersalah
8.Anda suka mendorong maka ia akan belajar percaya diri
9.Anda suka mentoleransi maka mereka akan belajar sabar
10.Anda suka memuji maka mereka akan belajar menghargai
11.Anda menerima anak apa adanya mereka akan belajar mengasihi
12.Anda mendukung anak maka mereka akan menyukai diri mereka sendiri
13.Anda mengakui mereka maka mereka akan belajar untuk mempunyai sasaran
14.Anda suka berbagi maka mereka akan belajar bermurah hati
15.Anak dibiasakan jujur maka mereka akan belajar mengatakan yang sebenarnya
16.Anak merasakan keadilan maka mereka akan belajar bersikap adil
17.Anak banyak merasakan kemurahan dan pertimbangan maka mereka akan belajar menghormati
18.Anak merasa tenteram maka mereka akan belajar percaya pada diri sendiri dan orang di sekelilingnya
19.Anak merasakan persahabatan maka mereka akan belajar bahwa dunia ini menyenangkan
Pastikan Anak Anda belajar hal-hal yang baik dari Anda dan Kehidupan di sekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar